Sentono Agung
Berdasarkan cerita, Sentono Agung diperkirakan sudah ada
semenjak zaman Kerajaan Majapahit, hal itu ditandai diketemukannya pohon Maja/Mojo di area makam. Selain pohon
Maja juga terdapat pohon Kesambi dan pohon Jati Langgar. Namun hal ini belum
bisa dipastikan kebenarannya. Dikisahkan bahwa tokoh pada makam-makam tersebut dulunya adalah prajurit dari Kerajaan Majapahit yang
diislamkan. Berawal, ketika masa-masa berakhirnya kekuasaan Kerajaan Majapahit
yang mulai terdesak karena mulai masuknya Agama Islam di tanah air pada waktu
itu. Kemudian mereka melarikan diri ke
bebrapa tempat yang salah satunya adalah Sendangguwo. Mereka pun hidup dan
tinggal disana, hingga pada akhirnya prajurit tersebut berguru pada Sunan
Kalijaga dan menjadi murid Sunan Kalijaga. Dan adanya Pohon Maja sendiri,
ditanam karena sebagai simbolis atau tanda bahwa dulunya tokoh yang berperan
penting saat itu mereka adalah orang-orang yang berasal dari Majapahit.
Nama Sentono
Agung diambil dari kata Sentono yang berarti Persaudaraan, dan Agung yang
berarti Besar. Nama Sentono Agung berarti memiliki arti Persaudaraan Besar.
Sentono Agung berupa makam-makam, dimana makam-makam tersebut berjumlah 7
makam, yaitu makam:
·
Kyai
Ageng Wali Jerbah Sari
·
Kyai
Ageng Wali Sunan kalijaga
·
Kyai
Agung Wali Sunan Bungkul
·
Kyai
Ageng Wali Pecuk Pecukilan
·
Nyi
Wali Sri Kuning
·
Nyi
Wali Sri Gandhong Melati
·
Nyi
Wali Sri Wulan
Petilasan poro wali dan leluhur sejak jaman majapahit dan dibangunnya masjid demak Sbg tetengger terdapat pohon mojo pahit dan mojo legi dan salah satunya maqom ki ageng bungkul empu kerajaan majapahit.
BalasHapus